Kisah Nabi Adam Lengkap Dari Penciptaan Sampai Qabil Dan Habil
Diciptakannya Langit dan Bumi
Sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah menciptakan langit, bumi dan isinya, gunung,laut, tumbuhan serta hewan. Bintang dan Matahari sebagai sebagai sumber panas dan Bulan sebagai penerang malam.
Langit dan Bumi oleh Allah diciptakan dalam waktu enam hari atau masa. Sedangkan satu hari atau satu masa disisi Tuhan sama dengan satu millenium atau seribu tahun menurut perhitungan manusia.
Allah Maha Kuasa apabila menghendaki sesuatu cukup berfirman, “Kun” (Jadilah !) maka jadilah apa yang diinginkan-Nya.
Diciptakannya Malaikat
Sesudah menciptakan Langit dan Bumi maka Allah menciptakan makhuluk yang bernama Malaikat. Malaikat dibuat dari Nur atau Cahaya. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang tunduk patuh senantiasa berbakti kepada-Nya.
Malaikat mempunyai akal tapi tidak mempunyai nafsu, tidak makan dan tidak tidur, tidak melakukan perbuatan dosa. Tidak berjenis laki-laki atau perempuan dan mempunyai alam sendiri yaitu alam ghaib yang tidak dapat dilihat manusia.
Diciptakannya Jin dan Iblis
Jin dan Iblis diciptakan dari api yang sangat panas dan mempunyai jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jin ada yang patuh dan ada yang ingkar kepada perintah Tuhan. Jin yang ingkar dan membangkang perintah Tuhan disebut Iblis dan Setan.
Iblis dan keturunannya adalah makhluk yang sangat durhaka dan jahat. Tidak ada kebaikannya sama sekali. Pekerjaan Iblis dan setan adalah menggoda manusia agar tersesat dan jahat dalam lembah dosa.
Permintaan iblis untuk hidup di dunia sampai hari kiamat dikabulkan Allah. Sebab dahulu Iblis adalah makhluk yang pernah patuh kepada Allah. Jadi perpanjangan umur bagi Iblis hingga hari kiamat adalah sebagai balasan bagi kebaikannya di masa lalu sebelum diciptakannya Nabi Adam. Setelah Nabi Adam diciptakan oleh Allah, iblis menjadi makhluk yang pembangkang, maka ia dikutuk oleh Allah dan di usir dari Surga.
Diciptakannya Nabi Adam AS
Sesudah langit dan bumi, malaikat dan jin atau iblis diciptakan, maka Allah menciptakan makhluk yang akan diperintah untuk mengelola bumi. Hal itu diutarakan kepada para malaikat ; “Aku akan menciptakan manusia untuk menjadi pengatur di bumi.”
Para Malaikat mengira lalai dalam menjalankan tugasnya maka mereka berkata ;“Mengapa Tuhan menciptakan manusia? Bukankah merka akan berbuat kerusuhan di atas bumi. Mereka akan saling bermusuhan dan berbunuhan. Sedangkan kami para malaikat senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu?”
Untuk melenyapkan kekuatiran para malaikat itu, maka Allah kemudian berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Para malaikat bungkam mendengar penjelasan Allah itu. Bukankah Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu ?
Demikianlah Allah kemudian menciptakan Nabi Adam dari tanah liat dan lumpur hitam. Setelah terbentuk kemudian dimasukkan roh ke dalamnya. Adam pun kemudian hidup. Bisa berdiri tegak.
Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk bersujud atau menghormat kepada Adam. Para Malaikat pun bersujud sebagai pernyataan hormat dan ucapan selamat atas terciptanya Adam.
Hanya Iblis yang tidak mau bersujud. Ia membangkang perintah Allah.
Allah bertanya, “Apakah yang membuat engkau tidak mau bersujud kepada Adam?”
“Saya lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan saya dari api sedang Adam hanya dari segunmpal tanah.” Kata Iblis menyombangkan diri.
Yang berpendapat api lebih baik daripada tanah adalah iblis sendiri. Padahal hanya Tuhanlah Yang Maha Tahu sipapa yang lebih mulia diantara makhluk ciptaan-Nya.
Allah murka mendengar jawaban Iblis, “Hai Iblis keluarlah engkau dari Surga. Sungguh tidak patut kau tinggal disini lagi dan terkutuklah engkau selama-lamanya !”
Iblis berkata, “Wahai Tuhan ! Engkau kutuk dan Engkau usir aku dari Surga karena Adam. Saya rela. Tapi kabulkanlah permohonan saya untuk hidup lama hingga hari kiamat nanti.”
Permohonan Iblis dikabulkan. Ia akan dibiarkan hidup sampai hari kiamat tiba.
Iblis kemudian bersumpah, “Ya Tuhan karena Engkau telah menghukum saya sebagai yang tersesat, maka saya akan menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari jalan-jalan yang lurus. Saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang dan dari kiri dan dari kanan !”
Itulah sumpah Iblis. Ia bertekad akan menyesatkan Adam dan keturunannya agar menjauhi perintah Allah dan berbuat kekacauan di muka bumi, saling bermusuhan dan berbunuhan satu sama lain.
Allah berfirman, “Untuk melawan tipu daya dan akal busukmu, Aku beri manusia senjata yang ampuh. Dengan akal itu Aku bimbing mereka dengan petunjuk-petunjuk (agama). Aku tuntun mereka ke jalan yang benar. Dengan akal itu manusia akan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Siapa yang tidak menggunakan akalnya tentu dapat kau sesatkan. Mereka yang sesat itu, akan mempertanggung jawabkan perbuatannya pada-Ku di hari kemudian !”
Mendengar firman Allah, Iblis semakin benci kepada Adam. Ia kemudian mendekati Adam. Diperiksanya seluruh tubuh Adam. Ia ingin mencari titik kelemahan Adam. Akhirnya dapat ditemukannya yaitu nafsu. Nafsu cenderung melakukan perbuatan buruk. Bila manusia cenderung menurutkan hawa nafsunya maka sangat mudah bagi Iblis untuk menjerumuskannya.
Allah kemudian mengajarkan kepada Adam nama-nama benda yang dilihatnya. Dengan demikian, Adam mengetahui nama-nama benda yang ada di muka bumi. Itulah pengetahuan pokok yang nanti diperlukannya untuk mengatur dan memelihara bumi.
Kepada para malaikat, Allah ingin membuktikan manusia untuk mengatuer dan memelihara bumi.
Allah kepada para malaikat, “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu !
“Maha Suci Engkau ya Allah. Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkaulah yang mengetahui segala-galanya.” Kata para malaikat dengan penuh takzim.
“Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!” Firman Allah.
Adam kemudian menyebut nama benda-benda yang diketahuinya. Para malaikat kagum. Mereka memberi hormat sehormat-hormatnya.
“Bukankah sudah kukatakan, Aku mengetahui rahasia langit dan bumi ? Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ?” Firman Allah kepada para malaikat.
Para malaikat lalu memuja dan mengagungkan Allah dan mereka semakin menaruh hormat kepada Adam. Ternyata Adam telah mengetahui apa yang belum mereka ketahui.
Allah kemudian memberikan kepada Adam sebuah temapat yang nyaman dan sentosa yaitu Surga. Tempat itu indah permai. Segala kebutuhan hidup telah tersedia. Kebun Surga penuh dengan buah-buahan yang rasanya lezat. Air sungainya jernih dan berbau harum. Pohon, tumbuhan, dan rumput seperti ditata rapi, teduh dan nyaman sekali.
Sebenarnya tempat itu sangat menyenangkan, Adam berkeliling menjelajahi kebun-kebun dan taman-taman. Tapi ia merasa kesepian karena tidak mempunyai kawan.
Diciptakannya Ibu Umat Manusia
Adam merasa kesepian karena tidak mempunyai teman atau pasangan. Padahal ia melihat semua binatang, yang ada Surga itu hidup berpasang-pasangan.
Rasa sepi dan sedih membuatnya letih. Adam pun tertidur pulas di bawah pohon yang teduh. Allah Maha Tahu. Mengetahui pula yang tergerak di hati Adam yaitu ingin mempunyai teman. Maka selagi Adam tidur, Allah menciptakan manusia lagi yang diambil dari tulang rusuk Adam sendiri. Manusia itu lain jenisnya dengan Adam. Ia adalah seorang wanita. Dan dinamakan Hawa.
Ketika Adam bangun dari tidurnya, iapun terkejut. Adam mengusap-usap matanya, seakan tak percaya. Ia meliha seseorang yang duduk di sampingnya. Wanita itu indah, cantik dan menakjubkan.
“ Siapakah engkau? Mengapa berada di sini? “ Tanya Adam. Dengan tersenyum Hawa menjawab, “ Aku adalah Hawa yang diciptakan untuk menjadi teman hidupmu.
Betapa gembira hati Adam mendengar jawaban itu. Ia memuji dan bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya sehingga ia tidak merasa kesepian lagi. Menurut K.H.M. Ahmad Sahal Mahfudz, begitu Adam bertemu dengan Hawa maka tumbuh dihatinya rasa ingin memuaskan nafsu biologi. Ketika itulah para malaikat berkata, “Jangan dulu, hai Adam sampai engkau membayar mahar (mas kawin) kepada Hawa. Adam pun bertanya, “Apa maharnya?” Malaikat menjawab “Maharnya adalah engkau membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya Adam memenuhi mahar yang dimaksud dan Malaikat Jibril membacakan khutbah nikah, lalu Allah menikahkan Adam dan Hawa, disaksikan oleh Malaikat Israfil, Malaikat Mikail, dan beberapa malaikat muqarrabin.
Hawa telah ditakdirkan menjadi istri Adam. Sepanjang hari mereka bersuka ria di taman Surga. Keduanya dapat bersenang-senang sepuas hati. Mereka boleh makan apa saja makanan dan buah-buahan yang tersedia di Surga. Hanya satu yang dilarang oleh Allah yaitu tidak boleh makan buah Khuldi.
Jebakan Iblis
Iblis telah bersumpah untuk mnyesatkan Adam dan keterunannya. Ia berdaya upaya agar Adam terusir dari Surga. Pada suatu ketika ia berhasil masuk Surga. Kebetulan pada saat itu Adam dan Hawa sedang merasa haus dan lapar. Iblis datang sembari berkata “Hai Adam, tampaknya, kau dan istrimu sedang lapar dan haus. Makanlah buah di hadapanmu itu. Lihat, warnanya begitu indah dan segar, baunya pun sangat harum tentu rasanya sangat lezat.”
Adam tahu, buah di hadapannya memang tampak lain daripada yang lain. Tapi buah itu adalah buah larangan. Maka ia tak mau memetiknya. Iblis membujuk Hawa tapi Hawa juga tak berani makan buah itu.
Iblis kecewa dan merasa sakit hati. Tapi ia tidak putus asa. Pada suatu saat ia mendekati Adam lagi. Kali ini ia berkata, “Mengapa Tuhan melarangmu makan buah ini ? Tak lain agar kalian tidak jadi malaikat. Sebab jika kalian makan buah itu kalian akan menjadi penghuni kekal di Surga ini.” Percayalah, aku adalah seorang teman yang memberi nasihat baik.
Pendirian Adam tidak tergoyahkan, ia tetap tak mau menuruti godaan iblis untuk makan buah khuldi.
Pada suatu kesempatan iblis datang lagi, ia memilih waktu yang tepat. Adam dan Hawa baru saja berjalan-jalan keliling Surga. Mereka kelelahan. Saat itulah baru iblis berkata, “Hai Adam ketahuilah sebenarnya hanya golongan malaikat saja yang boleh makan buah itu. Sebab dengan buah itu para malaikat akan mengalami hidup kekal tanpa mengalami kematian.”
Adam dan Hawa mulai mendengar perkataan iblis.
Kami telah mendengar rahasia Allah sebelum kalian diciptakan,” Sambung Iblis. “Bahwa kalian takkan hidup lama. Nah jika kalian ingin hidup kekal abadi di Surga ini makanlah buah itu, rasanya sungguh lezat tak ada duanya di Surga ini. Sungguh bodoh jika kalian tak mau menerima nasihatku.”
Adam dan Hawa mulai tertarik.
Iblis meneruskan jebakannya, “ Aku bersumpah dihadapan kalian, Demi Allah aku sebenarnya hanya memberi nasihat karena aku merasa kasihan dengan kalian berdua. Larangan Tuhan itu tak lain adalah supaya kalian tidak bisa hidup kekal di Surga ini.”
Hawa yang terkena bujukan iblis itu berkata kepada Adam. Rupanya ia benar ucapan iblis itu. Ia telah bersumpah dengan nama Allah.
Hawa yang lemah hatinya kemudian menghampiri pohon buah khuldi dan memetik buahnya. Pada saat itu Adam dan Hawa, sedang merasa lelah, haus dan lapar. Terlebih setelah mendengar ucapan iblis bahwa buah khudi itu rasanya paling lezat di Surga. Keduanya pun lupa pada peringatan Allah. Keduanya lalu memakan buah itu. Rasanya memang lezat, hingga keduanya lupa pada larangan Allah.
Allah mencela perbuatan mereka dan berfirman “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu, dan Aku katakan kepadamu, sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata.”
Adam dan Hawa sangat menyesal. Terlebih setelah memakan buah itu aurat mereka terbuka. Mereka berlarian ke sana ke mari sembari menutupi aurat nya dengan dedaunan Surga. Mereka sangat malu dan takut mendengar firman Allah.
Namun akhirnya Adam dan Hawa sadar bahwa mereka tak mungkin menyembunyikan diri dari hadapan Allah Yang Maha Tahu.
Dengan tertunduk malu, menyesal atas dosa yang dilakukannya, Adam berkata “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar-Mu, karena terkena bujukan Iblis, jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk golongan orang-orang yang merugi.”
Adam Dan Hawa Diturunkan Ke Bumi
Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun, taubat Adam dan Hawa diterima dan keduanya diampuni Allah. Tetapi atas kesalahan itu mereka harus keluar dari Surga yang penuh kenikmatan. Ini sudah sesuai dengan kehendak Allah yang memang menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur planet bumi.
Maka berfirmanlah Allah : “Demi kemulian-Ku, kamu berdua harus meninggalkan Surga ini. Kalian akan turun ke bumi yang telah lama terbentang. Di sana segala kebutuhan hidupmu tersedia, tetapi kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya.”
Selain Adam dan Hawa, Iblis juga diusir dan harus hidup di bumi. Jadi Adam dan Hawa akan hidup bersama Iblis di bumi. Firman Allah : “Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu hidup dan di bumi kamu mati. Dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan. Diatas bumi kelak kamu dan anak cucumu selalu mendapatkan godaan dan tipu daya Iblis agar anak cucumu celaka dan hidup sengsara. Disana anak cucmu akan menghadapi perjuangan berat, dari jenis lelaki akan bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga. Dari jenis perempuan akan mengalami kesakitan di kala melahirkan anak. Namun kamu jangan khawatir kamu dan anak cucumu akan Ku-beri petunjuk-petunjuk yaitu ajaran-ajaran agama. Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku maka ia akan selamat dari godaan Iblis.”
Demikianlah, Adam dan Hawa harus turun dari Surga. Sewaktu diturunkan ke bumi keduanya berada di tempat yang terpisah jauh. Konon Adam diturunkan di Tanah Hindia, sedang Hawa di Tanah Arab.
Di bumi mereka harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kehidupan. Wajah bumiyang belum tersentuh tangan manusia keadaannya sangat menyeramkan. Gunung menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, binatang-binatang buas baik yang besar maupun kecil berkeliaran dimana-mana.
Untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin dan sengat serangga, Adam dan Hawa memakai kulit binatang sebagai pakaiannya.
Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Perjalanan yang ditempuh sangat sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan. Akhirnya mereka bertemu di Padang Arafah setelah saling mencari selama 40 tahun.
Betapa terharu Adam melihat keadaan istrinya yang telah kepayahan. Sengsara menapak jalan yang sulit dan kejam. Mereka berpelukan, menangis penuh haru.
Kini mulailah babak baru bagi kehidupan cikal bakal anak manusia. Adam dan Hawa tinggal di sebuah goa yang besar dan lebar. Goa itu terletak di dataran tinggi sehingga tak mudah diserang bintang buas.
Dengan bekal yang telah diberikan Allah, Adam pun mulai mengelola alam sekitarnya. Ia menjinakkan binatang untuk diternakkan, mengolah lahan pertanian dan perkebunan bauh-buahan. Tantangan alam yang keras telah menggerakkan akal pikiran Adam agar dapat mempertahankan kehidupan dengan keadaan yang lebih baik.
Apakah karena kesalahan Nabi Adam sehingga seluruh umat manusia harus menderita hidup di dunia ? Bukan ? Nabi Adam memang diciptakan Allah sebagai khalifah atau pengelola bumi dan isinya. Hanya saja, setelah diciptakan Nabi Adam ditempatkan di Surga, setelah itu beliau harus ke tempat tujuannya yaitu bumi.
Namun dari sini kita harus pandai-pandai dan waspada terhadap bujuk rayu Iblis dan setan. Mereka akan berusaha dengan segala macam cara untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Salah satu jurus Iblis yang paling ampuh untuk meruntuhkan iman manusia ialah menjadika baik sesuatu perbuatan maksiat atau dosa dalam pandangan manusia. Padahal dosa adalah dosa, maksiat adalah maksiat, barang tetap haram ini sudah jelas, jika dilanggar berarti kita menuruti bujukan setan yaitu musuh yang nyata bagi semua umat manusia. Bukan setannya yang nyata tapi ucapan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama itulah yang nyata dan dapat dipahami oleh manusia agar menghindarinya.
Kisah Qabil Dan Habil
Waktu terus berlalu. Pada tahun pertama mereka dipertemukan Hawa melaihirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Si lelaki dinamakan Qabil, yang peremuan dinamakan Iqlima.
Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak kembar, yaitu Habil dan Labuda. Nabi Adam dan Hawa berharap dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang berkembang biak mengisi bumi Allah.
Dibawah asuhan ayah ibunya yang penuh cinta aksih tumbuhlah keempat anak itu dengan cepatnya. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang diantara anak-anaknya. Yang perempuan dididik sesuai dengan kodrat wanita yaitu menolong ibunya dan mengurus rumah tangga dan melakukan hal-hal yang menjadi tugas wanita. Sedang yang laki-laki mencari nafkah sesuai dengan bakat masing-masing. Qabil berusaha dalam bidang pertanian, sedang Habil berusaha di bidang peternakan.
Ketika menginjak usia dewasa Allah memberi petunjuk kepada Nabi Adam agar mengawinkan putra-putrinya. Qabil dikawinkan dengan adik Habil yang bernama Labuda. Sedang Habil dikawinkan dengan adik Qabil yang bernama Iqlima. Ini syariat yang telah ditentukan Allah. Cara ini disampaikan Nabi Adam kepada putra-putrinya. Namun Qabil menolaknya mentah-mentah. Ia tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang berwajah jelek, tidak secantik adiknya sendiri yaitu Iqlima.
Rupanya Qabil telah termakan bujukan Iblis, ia telah mempernurutkan hawa nafsu daripada akalnya. Ia tidak mau menerima syariat yangtelah ditetapkan Nabi Adam.
Nabi Adam adalah ayah yang bijaksana. Ia terus menasehati Qabil agar menerima keputusan yang berasal dari Allah, namun Qabil tetap menolak. Akhirnya Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban. Biarlah Allah sendiri yang akan menentukan masalah itu.
Maka dengan disaksikan seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban diatas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertanian. Ia sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedang Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan yang paling ia sayangi.
Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. Tak lama kemudian nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum persembahan Qabil tetap utuh, berarti qurbannya tidak diterima.
Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu. Ia terpaksa menerima keputusan itu. Padahal hatinya tetap tidak mau menerimanya. Maka berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda, sedang Habil dengan Iqlima.
Hari-hari berlalu, Iblis datang merasuki pikiran Qabil. Ia membisikkan sesuatu. Bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia akan dapat mengawini Iqlima yang cantik jelita. Hal ini terus menerus dilakukan oleh Iblis tanpa jemu dan bosan.
Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima, maka ia turuti bisikan Iblis itu.
Pada suatu hari, ketika Habil mengembalakan ternaknya di tempat yang sepi. Jauh dari pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil saudaranya itu memukul kepalanya dengan batu besar.
Maka matilah Habil, Qabil merasa kebingungan. Diguncang-guncangkan tubuh saudaranya itu, tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia bawa ke sana ke mari. Ia benar-benar kacau, tak tahu harus dikemanakan mayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal, air matanya berlinangan.
Pada saat Qabil kebingungan, Allah memberikan ilham melalui burung gagak. Ada dua ekor burung gagak yang berebut hendak mematuk mayat Habil. Burung gagak itu bertarung. Salah seekor tewas dalam pertarungan itu. Lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan dtimbuninya.
Demikianlah, Qabil meniru perbuatan burung gagak itu, ia menggali tanah dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun setelah selesai menguburkan mayat saudaranya, ia tetap merasa gelisah. Apa yang harus dikatakannya kepada bapaknya, Nabi Adam ?
Ia tak berani pulang. Rasa bersalah membuatnya ketakutan sendiri. Lebih-lebih pada waktu itu ia melihat ayahnya dari atas bukit datang menghampiri. Qabil makin panik. Ia melarikan diri masuk hutan, mendaki gunung dan menuruni jurang.
Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau itu hanyalah manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan. Ia beliau pasrah kepada Allah dan menerimanya sebagai takdi dan kehendak-Nya. Ia bermohon untuk diri dan keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman serta bertaubat dan beristighfar mohon pengampunan Allah.
Selama beberapa tahunIbu Hawa melahirkan putra-putri kembar. Sehingga anak keturunannya demikian banyak. Maka berkembanglah anak manusia keturunan Nabi Adam.
Setelah manusia berkembang demikian banyak, dan Nabi Adam meninggal duni. Banyak umat manusia yang berpaling dari kebenaran. Untuk mengingatkan manusia dari kelalaian diri maka Allah mengutus Nabi Idris sebagai Nabi dan Rasul.
Sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah menciptakan langit, bumi dan isinya, gunung,laut, tumbuhan serta hewan. Bintang dan Matahari sebagai sebagai sumber panas dan Bulan sebagai penerang malam.
Langit dan Bumi oleh Allah diciptakan dalam waktu enam hari atau masa. Sedangkan satu hari atau satu masa disisi Tuhan sama dengan satu millenium atau seribu tahun menurut perhitungan manusia.
Allah Maha Kuasa apabila menghendaki sesuatu cukup berfirman, “Kun” (Jadilah !) maka jadilah apa yang diinginkan-Nya.
Diciptakannya Malaikat
Sesudah menciptakan Langit dan Bumi maka Allah menciptakan makhuluk yang bernama Malaikat. Malaikat dibuat dari Nur atau Cahaya. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang tunduk patuh senantiasa berbakti kepada-Nya.
Malaikat mempunyai akal tapi tidak mempunyai nafsu, tidak makan dan tidak tidur, tidak melakukan perbuatan dosa. Tidak berjenis laki-laki atau perempuan dan mempunyai alam sendiri yaitu alam ghaib yang tidak dapat dilihat manusia.
Diciptakannya Jin dan Iblis
Jin dan Iblis diciptakan dari api yang sangat panas dan mempunyai jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jin ada yang patuh dan ada yang ingkar kepada perintah Tuhan. Jin yang ingkar dan membangkang perintah Tuhan disebut Iblis dan Setan.
Iblis dan keturunannya adalah makhluk yang sangat durhaka dan jahat. Tidak ada kebaikannya sama sekali. Pekerjaan Iblis dan setan adalah menggoda manusia agar tersesat dan jahat dalam lembah dosa.
Permintaan iblis untuk hidup di dunia sampai hari kiamat dikabulkan Allah. Sebab dahulu Iblis adalah makhluk yang pernah patuh kepada Allah. Jadi perpanjangan umur bagi Iblis hingga hari kiamat adalah sebagai balasan bagi kebaikannya di masa lalu sebelum diciptakannya Nabi Adam. Setelah Nabi Adam diciptakan oleh Allah, iblis menjadi makhluk yang pembangkang, maka ia dikutuk oleh Allah dan di usir dari Surga.
Diciptakannya Nabi Adam AS
Para Malaikat mengira lalai dalam menjalankan tugasnya maka mereka berkata ;“Mengapa Tuhan menciptakan manusia? Bukankah merka akan berbuat kerusuhan di atas bumi. Mereka akan saling bermusuhan dan berbunuhan. Sedangkan kami para malaikat senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu?”
Untuk melenyapkan kekuatiran para malaikat itu, maka Allah kemudian berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Para malaikat bungkam mendengar penjelasan Allah itu. Bukankah Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu ?
Demikianlah Allah kemudian menciptakan Nabi Adam dari tanah liat dan lumpur hitam. Setelah terbentuk kemudian dimasukkan roh ke dalamnya. Adam pun kemudian hidup. Bisa berdiri tegak.
Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk bersujud atau menghormat kepada Adam. Para Malaikat pun bersujud sebagai pernyataan hormat dan ucapan selamat atas terciptanya Adam.
Hanya Iblis yang tidak mau bersujud. Ia membangkang perintah Allah.
Allah bertanya, “Apakah yang membuat engkau tidak mau bersujud kepada Adam?”
“Saya lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan saya dari api sedang Adam hanya dari segunmpal tanah.” Kata Iblis menyombangkan diri.
Yang berpendapat api lebih baik daripada tanah adalah iblis sendiri. Padahal hanya Tuhanlah Yang Maha Tahu sipapa yang lebih mulia diantara makhluk ciptaan-Nya.
Allah murka mendengar jawaban Iblis, “Hai Iblis keluarlah engkau dari Surga. Sungguh tidak patut kau tinggal disini lagi dan terkutuklah engkau selama-lamanya !”
Iblis berkata, “Wahai Tuhan ! Engkau kutuk dan Engkau usir aku dari Surga karena Adam. Saya rela. Tapi kabulkanlah permohonan saya untuk hidup lama hingga hari kiamat nanti.”
Permohonan Iblis dikabulkan. Ia akan dibiarkan hidup sampai hari kiamat tiba.
Iblis kemudian bersumpah, “Ya Tuhan karena Engkau telah menghukum saya sebagai yang tersesat, maka saya akan menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari jalan-jalan yang lurus. Saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang dan dari kiri dan dari kanan !”
Itulah sumpah Iblis. Ia bertekad akan menyesatkan Adam dan keturunannya agar menjauhi perintah Allah dan berbuat kekacauan di muka bumi, saling bermusuhan dan berbunuhan satu sama lain.
Allah berfirman, “Untuk melawan tipu daya dan akal busukmu, Aku beri manusia senjata yang ampuh. Dengan akal itu Aku bimbing mereka dengan petunjuk-petunjuk (agama). Aku tuntun mereka ke jalan yang benar. Dengan akal itu manusia akan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Siapa yang tidak menggunakan akalnya tentu dapat kau sesatkan. Mereka yang sesat itu, akan mempertanggung jawabkan perbuatannya pada-Ku di hari kemudian !”
Mendengar firman Allah, Iblis semakin benci kepada Adam. Ia kemudian mendekati Adam. Diperiksanya seluruh tubuh Adam. Ia ingin mencari titik kelemahan Adam. Akhirnya dapat ditemukannya yaitu nafsu. Nafsu cenderung melakukan perbuatan buruk. Bila manusia cenderung menurutkan hawa nafsunya maka sangat mudah bagi Iblis untuk menjerumuskannya.
Allah kemudian mengajarkan kepada Adam nama-nama benda yang dilihatnya. Dengan demikian, Adam mengetahui nama-nama benda yang ada di muka bumi. Itulah pengetahuan pokok yang nanti diperlukannya untuk mengatur dan memelihara bumi.
Kepada para malaikat, Allah ingin membuktikan manusia untuk mengatuer dan memelihara bumi.
Allah kepada para malaikat, “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu !
“Maha Suci Engkau ya Allah. Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkaulah yang mengetahui segala-galanya.” Kata para malaikat dengan penuh takzim.
“Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!” Firman Allah.
Adam kemudian menyebut nama benda-benda yang diketahuinya. Para malaikat kagum. Mereka memberi hormat sehormat-hormatnya.
“Bukankah sudah kukatakan, Aku mengetahui rahasia langit dan bumi ? Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ?” Firman Allah kepada para malaikat.
Para malaikat lalu memuja dan mengagungkan Allah dan mereka semakin menaruh hormat kepada Adam. Ternyata Adam telah mengetahui apa yang belum mereka ketahui.
Allah kemudian memberikan kepada Adam sebuah temapat yang nyaman dan sentosa yaitu Surga. Tempat itu indah permai. Segala kebutuhan hidup telah tersedia. Kebun Surga penuh dengan buah-buahan yang rasanya lezat. Air sungainya jernih dan berbau harum. Pohon, tumbuhan, dan rumput seperti ditata rapi, teduh dan nyaman sekali.
Sebenarnya tempat itu sangat menyenangkan, Adam berkeliling menjelajahi kebun-kebun dan taman-taman. Tapi ia merasa kesepian karena tidak mempunyai kawan.
Diciptakannya Ibu Umat Manusia
Adam merasa kesepian karena tidak mempunyai teman atau pasangan. Padahal ia melihat semua binatang, yang ada Surga itu hidup berpasang-pasangan.
Rasa sepi dan sedih membuatnya letih. Adam pun tertidur pulas di bawah pohon yang teduh. Allah Maha Tahu. Mengetahui pula yang tergerak di hati Adam yaitu ingin mempunyai teman. Maka selagi Adam tidur, Allah menciptakan manusia lagi yang diambil dari tulang rusuk Adam sendiri. Manusia itu lain jenisnya dengan Adam. Ia adalah seorang wanita. Dan dinamakan Hawa.
Ketika Adam bangun dari tidurnya, iapun terkejut. Adam mengusap-usap matanya, seakan tak percaya. Ia meliha seseorang yang duduk di sampingnya. Wanita itu indah, cantik dan menakjubkan.
“ Siapakah engkau? Mengapa berada di sini? “ Tanya Adam. Dengan tersenyum Hawa menjawab, “ Aku adalah Hawa yang diciptakan untuk menjadi teman hidupmu.
Betapa gembira hati Adam mendengar jawaban itu. Ia memuji dan bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya sehingga ia tidak merasa kesepian lagi. Menurut K.H.M. Ahmad Sahal Mahfudz, begitu Adam bertemu dengan Hawa maka tumbuh dihatinya rasa ingin memuaskan nafsu biologi. Ketika itulah para malaikat berkata, “Jangan dulu, hai Adam sampai engkau membayar mahar (mas kawin) kepada Hawa. Adam pun bertanya, “Apa maharnya?” Malaikat menjawab “Maharnya adalah engkau membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya Adam memenuhi mahar yang dimaksud dan Malaikat Jibril membacakan khutbah nikah, lalu Allah menikahkan Adam dan Hawa, disaksikan oleh Malaikat Israfil, Malaikat Mikail, dan beberapa malaikat muqarrabin.
Hawa telah ditakdirkan menjadi istri Adam. Sepanjang hari mereka bersuka ria di taman Surga. Keduanya dapat bersenang-senang sepuas hati. Mereka boleh makan apa saja makanan dan buah-buahan yang tersedia di Surga. Hanya satu yang dilarang oleh Allah yaitu tidak boleh makan buah Khuldi.
Jebakan Iblis
Iblis telah bersumpah untuk mnyesatkan Adam dan keterunannya. Ia berdaya upaya agar Adam terusir dari Surga. Pada suatu ketika ia berhasil masuk Surga. Kebetulan pada saat itu Adam dan Hawa sedang merasa haus dan lapar. Iblis datang sembari berkata “Hai Adam, tampaknya, kau dan istrimu sedang lapar dan haus. Makanlah buah di hadapanmu itu. Lihat, warnanya begitu indah dan segar, baunya pun sangat harum tentu rasanya sangat lezat.”
Adam tahu, buah di hadapannya memang tampak lain daripada yang lain. Tapi buah itu adalah buah larangan. Maka ia tak mau memetiknya. Iblis membujuk Hawa tapi Hawa juga tak berani makan buah itu.
Iblis kecewa dan merasa sakit hati. Tapi ia tidak putus asa. Pada suatu saat ia mendekati Adam lagi. Kali ini ia berkata, “Mengapa Tuhan melarangmu makan buah ini ? Tak lain agar kalian tidak jadi malaikat. Sebab jika kalian makan buah itu kalian akan menjadi penghuni kekal di Surga ini.” Percayalah, aku adalah seorang teman yang memberi nasihat baik.
Pendirian Adam tidak tergoyahkan, ia tetap tak mau menuruti godaan iblis untuk makan buah khuldi.
Pada suatu kesempatan iblis datang lagi, ia memilih waktu yang tepat. Adam dan Hawa baru saja berjalan-jalan keliling Surga. Mereka kelelahan. Saat itulah baru iblis berkata, “Hai Adam ketahuilah sebenarnya hanya golongan malaikat saja yang boleh makan buah itu. Sebab dengan buah itu para malaikat akan mengalami hidup kekal tanpa mengalami kematian.”
Adam dan Hawa mulai mendengar perkataan iblis.
Kami telah mendengar rahasia Allah sebelum kalian diciptakan,” Sambung Iblis. “Bahwa kalian takkan hidup lama. Nah jika kalian ingin hidup kekal abadi di Surga ini makanlah buah itu, rasanya sungguh lezat tak ada duanya di Surga ini. Sungguh bodoh jika kalian tak mau menerima nasihatku.”
Adam dan Hawa mulai tertarik.
Iblis meneruskan jebakannya, “ Aku bersumpah dihadapan kalian, Demi Allah aku sebenarnya hanya memberi nasihat karena aku merasa kasihan dengan kalian berdua. Larangan Tuhan itu tak lain adalah supaya kalian tidak bisa hidup kekal di Surga ini.”
Hawa yang terkena bujukan iblis itu berkata kepada Adam. Rupanya ia benar ucapan iblis itu. Ia telah bersumpah dengan nama Allah.
Hawa yang lemah hatinya kemudian menghampiri pohon buah khuldi dan memetik buahnya. Pada saat itu Adam dan Hawa, sedang merasa lelah, haus dan lapar. Terlebih setelah mendengar ucapan iblis bahwa buah khudi itu rasanya paling lezat di Surga. Keduanya pun lupa pada peringatan Allah. Keduanya lalu memakan buah itu. Rasanya memang lezat, hingga keduanya lupa pada larangan Allah.
Allah mencela perbuatan mereka dan berfirman “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati pohon itu, dan Aku katakan kepadamu, sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata.”
Adam dan Hawa sangat menyesal. Terlebih setelah memakan buah itu aurat mereka terbuka. Mereka berlarian ke sana ke mari sembari menutupi aurat nya dengan dedaunan Surga. Mereka sangat malu dan takut mendengar firman Allah.
Namun akhirnya Adam dan Hawa sadar bahwa mereka tak mungkin menyembunyikan diri dari hadapan Allah Yang Maha Tahu.
Dengan tertunduk malu, menyesal atas dosa yang dilakukannya, Adam berkata “Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar-Mu, karena terkena bujukan Iblis, jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk golongan orang-orang yang merugi.”
Adam Dan Hawa Diturunkan Ke Bumi
Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun, taubat Adam dan Hawa diterima dan keduanya diampuni Allah. Tetapi atas kesalahan itu mereka harus keluar dari Surga yang penuh kenikmatan. Ini sudah sesuai dengan kehendak Allah yang memang menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur planet bumi.
Maka berfirmanlah Allah : “Demi kemulian-Ku, kamu berdua harus meninggalkan Surga ini. Kalian akan turun ke bumi yang telah lama terbentang. Di sana segala kebutuhan hidupmu tersedia, tetapi kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya.”
Selain Adam dan Hawa, Iblis juga diusir dan harus hidup di bumi. Jadi Adam dan Hawa akan hidup bersama Iblis di bumi. Firman Allah : “Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu hidup dan di bumi kamu mati. Dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan. Diatas bumi kelak kamu dan anak cucumu selalu mendapatkan godaan dan tipu daya Iblis agar anak cucumu celaka dan hidup sengsara. Disana anak cucmu akan menghadapi perjuangan berat, dari jenis lelaki akan bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga. Dari jenis perempuan akan mengalami kesakitan di kala melahirkan anak. Namun kamu jangan khawatir kamu dan anak cucumu akan Ku-beri petunjuk-petunjuk yaitu ajaran-ajaran agama. Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku maka ia akan selamat dari godaan Iblis.”
Demikianlah, Adam dan Hawa harus turun dari Surga. Sewaktu diturunkan ke bumi keduanya berada di tempat yang terpisah jauh. Konon Adam diturunkan di Tanah Hindia, sedang Hawa di Tanah Arab.
Di bumi mereka harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kehidupan. Wajah bumiyang belum tersentuh tangan manusia keadaannya sangat menyeramkan. Gunung menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, binatang-binatang buas baik yang besar maupun kecil berkeliaran dimana-mana.
Untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin dan sengat serangga, Adam dan Hawa memakai kulit binatang sebagai pakaiannya.
Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Perjalanan yang ditempuh sangat sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan. Akhirnya mereka bertemu di Padang Arafah setelah saling mencari selama 40 tahun.
Betapa terharu Adam melihat keadaan istrinya yang telah kepayahan. Sengsara menapak jalan yang sulit dan kejam. Mereka berpelukan, menangis penuh haru.
Kini mulailah babak baru bagi kehidupan cikal bakal anak manusia. Adam dan Hawa tinggal di sebuah goa yang besar dan lebar. Goa itu terletak di dataran tinggi sehingga tak mudah diserang bintang buas.
Dengan bekal yang telah diberikan Allah, Adam pun mulai mengelola alam sekitarnya. Ia menjinakkan binatang untuk diternakkan, mengolah lahan pertanian dan perkebunan bauh-buahan. Tantangan alam yang keras telah menggerakkan akal pikiran Adam agar dapat mempertahankan kehidupan dengan keadaan yang lebih baik.
Apakah karena kesalahan Nabi Adam sehingga seluruh umat manusia harus menderita hidup di dunia ? Bukan ? Nabi Adam memang diciptakan Allah sebagai khalifah atau pengelola bumi dan isinya. Hanya saja, setelah diciptakan Nabi Adam ditempatkan di Surga, setelah itu beliau harus ke tempat tujuannya yaitu bumi.
Namun dari sini kita harus pandai-pandai dan waspada terhadap bujuk rayu Iblis dan setan. Mereka akan berusaha dengan segala macam cara untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Salah satu jurus Iblis yang paling ampuh untuk meruntuhkan iman manusia ialah menjadika baik sesuatu perbuatan maksiat atau dosa dalam pandangan manusia. Padahal dosa adalah dosa, maksiat adalah maksiat, barang tetap haram ini sudah jelas, jika dilanggar berarti kita menuruti bujukan setan yaitu musuh yang nyata bagi semua umat manusia. Bukan setannya yang nyata tapi ucapan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama itulah yang nyata dan dapat dipahami oleh manusia agar menghindarinya.
Kisah Qabil Dan Habil
Waktu terus berlalu. Pada tahun pertama mereka dipertemukan Hawa melaihirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Si lelaki dinamakan Qabil, yang peremuan dinamakan Iqlima.
Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak kembar, yaitu Habil dan Labuda. Nabi Adam dan Hawa berharap dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang berkembang biak mengisi bumi Allah.
Dibawah asuhan ayah ibunya yang penuh cinta aksih tumbuhlah keempat anak itu dengan cepatnya. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang diantara anak-anaknya. Yang perempuan dididik sesuai dengan kodrat wanita yaitu menolong ibunya dan mengurus rumah tangga dan melakukan hal-hal yang menjadi tugas wanita. Sedang yang laki-laki mencari nafkah sesuai dengan bakat masing-masing. Qabil berusaha dalam bidang pertanian, sedang Habil berusaha di bidang peternakan.
Ketika menginjak usia dewasa Allah memberi petunjuk kepada Nabi Adam agar mengawinkan putra-putrinya. Qabil dikawinkan dengan adik Habil yang bernama Labuda. Sedang Habil dikawinkan dengan adik Qabil yang bernama Iqlima. Ini syariat yang telah ditentukan Allah. Cara ini disampaikan Nabi Adam kepada putra-putrinya. Namun Qabil menolaknya mentah-mentah. Ia tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang berwajah jelek, tidak secantik adiknya sendiri yaitu Iqlima.
Rupanya Qabil telah termakan bujukan Iblis, ia telah mempernurutkan hawa nafsu daripada akalnya. Ia tidak mau menerima syariat yangtelah ditetapkan Nabi Adam.
Nabi Adam adalah ayah yang bijaksana. Ia terus menasehati Qabil agar menerima keputusan yang berasal dari Allah, namun Qabil tetap menolak. Akhirnya Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan qurban. Biarlah Allah sendiri yang akan menentukan masalah itu.
Maka dengan disaksikan seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban diatas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertanian. Ia sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedang Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan yang paling ia sayangi.
Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. Tak lama kemudian nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum persembahan Qabil tetap utuh, berarti qurbannya tidak diterima.
Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu. Ia terpaksa menerima keputusan itu. Padahal hatinya tetap tidak mau menerimanya. Maka berlangsunglah perkawinan itu. Qabil dengan Labuda, sedang Habil dengan Iqlima.
Hari-hari berlalu, Iblis datang merasuki pikiran Qabil. Ia membisikkan sesuatu. Bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia akan dapat mengawini Iqlima yang cantik jelita. Hal ini terus menerus dilakukan oleh Iblis tanpa jemu dan bosan.
Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima, maka ia turuti bisikan Iblis itu.
Pada suatu hari, ketika Habil mengembalakan ternaknya di tempat yang sepi. Jauh dari pemukiman Nabi Adam dan Hawa, tiba-tiba tanpa setahu Habil saudaranya itu memukul kepalanya dengan batu besar.
Maka matilah Habil, Qabil merasa kebingungan. Diguncang-guncangkan tubuh saudaranya itu, tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia bawa ke sana ke mari. Ia benar-benar kacau, tak tahu harus dikemanakan mayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal, air matanya berlinangan.
Pada saat Qabil kebingungan, Allah memberikan ilham melalui burung gagak. Ada dua ekor burung gagak yang berebut hendak mematuk mayat Habil. Burung gagak itu bertarung. Salah seekor tewas dalam pertarungan itu. Lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan dtimbuninya.
Demikianlah, Qabil meniru perbuatan burung gagak itu, ia menggali tanah dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun setelah selesai menguburkan mayat saudaranya, ia tetap merasa gelisah. Apa yang harus dikatakannya kepada bapaknya, Nabi Adam ?
Ia tak berani pulang. Rasa bersalah membuatnya ketakutan sendiri. Lebih-lebih pada waktu itu ia melihat ayahnya dari atas bukit datang menghampiri. Qabil makin panik. Ia melarikan diri masuk hutan, mendaki gunung dan menuruni jurang.
Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau itu hanyalah manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan. Ia beliau pasrah kepada Allah dan menerimanya sebagai takdi dan kehendak-Nya. Ia bermohon untuk diri dan keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman serta bertaubat dan beristighfar mohon pengampunan Allah.
Selama beberapa tahunIbu Hawa melahirkan putra-putri kembar. Sehingga anak keturunannya demikian banyak. Maka berkembanglah anak manusia keturunan Nabi Adam.
Setelah manusia berkembang demikian banyak, dan Nabi Adam meninggal duni. Banyak umat manusia yang berpaling dari kebenaran. Untuk mengingatkan manusia dari kelalaian diri maka Allah mengutus Nabi Idris sebagai Nabi dan Rasul.
0 Response to "Kisah Nabi Adam Lengkap Dari Penciptaan Sampai Qabil Dan Habil"
Posting Komentar